Senin, 06 Agustus 2018

PIA HANGAT SORE ITU



Hampir jam 4 sore, saat motorku sampai gerbang rumah, di belakangku sudah ada motor lain yang berhenti.
Siapa ya? pikirku dalam hati.

"Oh...kamu Bima...silahkan masuk.." sapaku terhadap Bima, siswa lulusan tahun kemarin.
Bima pun tersenyum, kelihatan gigi putihnya yang rapi, sambil menyodorkan bungkusan kepadaku.

"Ini Bu...ada kue bikinan Ibuk saya..." ucapnya.
"Wah...terimakasih ya...hm...masih hangat..." aku menjyambut gembira menerima oleh-oleh darinya.

Kubuka bungkusan itu. Hm...kue pia empuk hangat dua kardus. Cocok banget ini untuk camilan. Kebetulan kue yang beginian kesukaan suami juga. Cerita Bima,kue pia itu karya ibuk dan dia, hasil karya coba-coba terinspirasi youtube.

Harus kutahan keinginanku untuk mencicipi pia itu hingga Maghrib nanti. 

Obrolan kami pun berlanjut.
Bima, siswa yang tergolong pandai, sangat suka mata pelajaran geografi, dibuktikan ikut OSN Kebumian, pilihan mapel UNnya pun geografi. Hasil kompetisi OSN Kebumian belum maksimal karena kurang fokus, waktunya banyak tersita untuk kegiatan organisasi, pastilah sangat sibuk dengan terp[ilihnya dia sebagai ketua OSIS, belum lagi dia ikut beberapa organisasi yang lain di luar sekolah.

Terbayang saat Bima masih duduk di bangku kelas X, saat murung suntuk wajahnya karena ada problem keluarga. Ayahnya yang sangat kecewa dan marah bahkan tidak mau menyapanya, karena Bima tidak mau melanjutkan kegiatan angkat beban yang menyebabkan dirinya cidera. Bima berkomitmen, bahwa dia akan sukses di bidang yang lain,salahsatunya akademik. Dan, itu akan ditunjukkan kepada orangtuanya.

Pilihan PTN yang terlalu tinggi baginya saat SNMPTN, dan tidak ikut SBMPTN. Ikut tes di STID, tidak lolos. 
Keterbatasan ekonomi, akhirnya dia memutuskan untuk bekerja, di sebuah perusahaan di kota Surabaya. Bertahan hanya sebulan, karena merasa tidak cocok, terlalu dikekang, bahkan sholat Jum'at saja kesulitan.

Akhirnya, lolos sebagai supervisor di resto ayam geprek special sambal korek di kota ledre. 

"Berapa seporsi, Bima..." tanyaku penasaran, karena kebetulan juga belum pernah nyoba kuliner di restonya.
"24 ribu Bu..., lumayan mahal dibanding yang lainnya ada yang 10 ribu, ya Bu...karena pakai ayam kampung" dia menjawab dan berusaha menjelaskan padaku.

"Ohya...memang ayam kampung mahal...tapi khan sekarang makin banyak orang yang sadar akan kesehatan" jawabku sambil tersenyum padanya.

" Saya juga usaha yang lain Bu, saya memelihara kelinci dan sudah lumayan banyak.Berkembang biaknya cepat" ucapnya semangat dengat binar bola matanya yang cerah. 
"Wah...hebat kamu..., Betul...cepet banget itu..." jawabku.

"Ke depannya, saya berencana bersama Bapak Ibuk saya, mau buka usaha rumah makan kecil-kecilan Bu...doakan ya Bu...Insyaallah tahun depan" Bima menjelaskan rencana besarnya.
" Adik saya dua Bu, yang besar kelas XI SMK, yang kecil masih SD, pastilah butuh biaya untuk sekolah dan masa depannya" dia kembali menjelaskan.
" Gimana hubunganmu dengan Bapakmu? tanyaku padanya.
/"Alhamdulillah,sudah baik Bu..." jelasnya sambil tersenyum.

"Hebat kamu Bima...sudah memikirkan semua itu...justru jiwa enterpreneurlah yang perlu kita kembangkan. Sukses itu , jika kita bisa dan mampu bertahan dalam kehidupan dan banyak memberikan manfaat untuk yang lain. Dan, Insyaallah kamu bisa melakukannya" ucapku memberikan support baginya.

Bima cerita, bahwa dia pun tidak malu untuk mencari pakan kelinci berupa limbah sayuran yang ada di pasar. Dia pun masih sempat untuk berbagi ilmu pada adik-adik SD yang butuh bimbingan belajar gratis. 

" Ya , Bima...saya doakan lancar semuanya... dan, pesen Bu Restu...tetaplah rendah hati...
Saat kamu ndaftar ke STID, kamu khan ingin berdakwah ya...? Untuk itu, lakukanlah semampumu, sebisamu di tempat kerjamu atau di mana pun" aku sedikit memberikan petuah untuk Bima.


"Buk, pamit..mau les" ucap anak bungsuku sambil mencium tanganku. 
Sempat bersalaman dengan Bima, erat dan akrab, walaupun belum pernah bertemu. 
"Sukses ya dik...." support Bima untuk anakku.
Itulah salah satu kelebihan Bima, batinku dalam hati.
Aku jadi ingat saat di kelasnya, pernah aku sampaikan bahwa menurut "penelitian", kesuksesan seseorang, 80% dipengaruhi oleh kecerdasan sosialnya. 

"Nak...ini, bawa untuk berbuka nanti di tempat les, ada kue pia hangat dari mas Bima..enak lho...buatan sendiri.." ku masukkan satu kotak kue ke dalam tas hitam di punggungnya.
"Hati-hati ya, di jalan" nasehatku pada Ramdhan anakku. 


Senyum Bima mengembang melihat semua itu. 
Ku amati penampilannya.
Pemuda yang bernama Bima Raja Saputra, saat ini makin dewasa, percaya diri, santun, rapi dan agak lebih berisi dibandingkan setahun yang lalu, di kls XII IPS 4. 
Semoga kamu sukses dalam meraih cita.
Dan, bahagiakan orangtuamu, adik2mu, dan kelak keluargamu.


***


6 Agustus 2018

Alhamdulillah...
Terasa nikmat, 
saat berbuka dengan pia isi kelapa.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERDEKA BELAJAR SEBAGAI SOLUSI MENGHADAPI COVID-19

  MERDEKA BELAJAR SEBAGAI SOLUSI MENGHADAPI COVID-19   A. MERDEKA BELAJAR           Istilah Merdeka Belajar diluncurkan pertama kali...