Senin, 06 Agustus 2018

LITERASI BUNDA MELAHIRKAN GENERASI CERDAS


LITERASI BUNDA MELAHIRKAN GENERASI YANG CERDAS
Allah SWT. telah menyeru pada orang tua (QS an-Nisa’(4):9) untuk tidak meninggalkan anaknya dalam kondisi lemah (keilmuan dan keimanan). Karena itu, pendidikan anak terutama usia dini sangat penting untuk diperhatikan, utamanya para ibu. Ibu memiliki kedekatan fisik dan emosional lebih. Ibu pula peletak dasar informasi pertama bagi anaknya. Dengan demikian, seorang ibu harus cerdas, agar melahirkan generasi penerus yang cerdas pula.
Memiliki anak yang cerdas adalah idaman setiap orangtua. Cerdas berpikir, bertindak, dan berbicara. Dengan kecerdasannya ini, anak mampu berkompetensi dan berkompetisi dalam menghadapi masa depannya.
Salah satu hal yang sangat penting dalam proses mendidik anak adalah dengan menggunakan buku sebagai media pembelajaran dan sebagai pemacu kecerdasan. Orangtua bisa lebih fokus mencetak anaknya menjadi cerdas melalui stimulasi otak yang diberikan melalui pengajaran tertentu, salah satunya dengan memacunya untuk gemar membaca.
Dalam perkembangannya, anak memerlukan orang yang menemaninya dalam sebagian besar kehidupannya sepanjang hari. Di sinilah peran ibu sangat penting. Frekuensi kebersamaan ibu lebih besar dibanding ayah.
Keteladanan ibu akan sangat berperan membentuk kebiasaan-kebiasaan hidup anak yang nantinya akan membangun karakter dan sifat-sifat anak.
Untuk itu, perlu upaya bersama dalam mencerdaskan perempuan dan ibu dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat maupun negara. Bisa dilakukan di organisasi terkait, misalnya Majelis Taklim, Dawa Wisma, PKK, Dharma Wanita.
Bunda sebagai Agen Perubahan
Tak ada yang mau percaya pada misi kebaikan yang dibawa seseorang, sementara perilaku orang itu tak mencerminkan  kebaikan apa pun. Karenanya, seorang agen perubahan mestilah terlebih dulu memberi teladan dan menjalani nilai kebaikan tersebut. Seorang ibu mengharapkan anaknya memiliki minat baca, maka ibu tersebut harus memberikan keteladanan terhadap anak-anaknya.
            Tanggungjawab seorang ibu utamanya untuk mendidik anak-anaknya hingga menjadi cerdas dan pintar. Untuk sukses menanamkan budaya gemar membaca bagi anak-anak tercinta di usia dini, bisa melakukan berbagai langkah berikut :
1.    Berikan anak buku dan majalah yang bergambar dan menarik. Biarkan ia membolak-baliknya. Sekali-kali cobalah memintanya memilih buku/majalah sendiri untuk mengetahui minatnya. Kalau perlu, sisihkan anggarkan khusus untuk ini atau bisa juga dengan cara menabung.
2.    Biarkan ia membaca komik, majalah dan koran. Janganlah berpikir bahwa ketiga jenis bacaan tersebut kurang bermutu. Komik memiliki karakter, garis cerita, jenis bahasa dan nada yang sama. Majalah dan koran memiliki artikel dan cerita pendek yang dapat dibaca dalam waktu singkat. Gambar bisa membantu menerka arti kata yang tidak mereka mengerti.
3.    Bacakan cerita setiap ada kesempatan, biasanya menjelang tidur. Usahakan luangkan waktu demi buah hati.
4.    Berikan buku pertama anak dengan ciri-ciri memiliki penuturan cerita yang dilakukan dari sudut orang pertama atau buku humoris.
5.    Mencoba mencarikan buku-buku yang disukai dan mendidik.
6.    Tahap pengembangan dengan mulai memperkenalkan bacaan lain dari yang biasa disukai. Tawarkan buku-buku yang pernah anda senangi sebagai pilihan.
7.    Biarkan anak mencari buku sendiri.
Tentunya masih banyak lagi kiat yang bisa dilakukan ibu demi menarik minat anak-anaknya untuk senang membaca. Perpustakaan salah satu tempat pilihan untuk menambah buku bacaan sekaligus berfungsi untuk pembelajaran sosial. Untuk memenuhi kebutuhan perkembangan zaman, perpustakaan perlu melengkapi berbagai fasilitas yang dibutuhkan, internet misalnya.
Shared Reading, asyik...
            Seorang ahli literasi anak dari New Zealand meneliti dan merintis kegiatan bercerita atau membacakan cerita bersama-sama sebagai media belajar yang sangat efektif. Kegiatan ini dikenal sebagai Shared Reading.
            Shared Reading dilakukan oleh satu orang dewasa ( diperankan seorang ibu, misalnya) dan anak atau sekelompok anak. Mereka berkumpul, membaca bersama secara kolaboratif sehingga memperoleh pengetahuan baru secara aktif dan bersama-sama. Media yang digunakan biasanya buku cerita bergambar dengan format buku besar ( giant book ) dan tulisan tercetak besar ( large print )
            Keterlibatan aktif dan menyenangkan, dengan pesan ringan dan mudah diingat dan diserap anak. Buku besar dengan tulisan besar membantu anak lebih fokus pada gambar dan teks. Sambil membaca dan bercerita, orang dewasa ( ibu ) sambil mendemonstrasikan apa yang dibaca.
            Pengalaman membaca yang diperankan ibu dalam suasana kondusif mendorong anak terlibat berpartisipasi aktif. Keterlibatan dibangun dengan langkah :
1.    Setiap pembawa cerita selesai membaca satu kalimat, anak dapat mengikuti / mengulangi kalimat tersebut.
2.    Membaca setiap kalimat secara bersama-sama ( untuk yang sudah dapat membaca ).
3.    Pembawa cerita membaca seluruh kalimat yang tercetak kemudian diam pada sebuah kata yang harus dibaca oleh anak.
Pengulangan merupakan hal yang penting karena tujuan utamanya adalah membuat anak terbiasa pada pengalaman membaca. Ibu dapat membaca kembali bagian kalimat tertentu sesuai kebutuhan kelompok. Ini akan menumbuhkan minat anak terhadap buku.
Untuk membangun suasana yang menyenangkan dalam kegiatan ini, ibu perlu menanyakan kesan dan ide anak-anak terhadap cerita serta menggali apa yang mereka rasakan. Kiranya Shared Reading sebagai salah satu pilihan menarik untuk ibu yang cerdas bagi buah hati tercinta.

 ***




DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Aidh, La Tahzan untuk wanita, 2008, Jabal,Bandung
Rahimsyah, Kisah Para Pahlawan Bangsa, 2005, Indah, Surabaya
Majalah Keluarga no 368/2003
Majalah Keluarga no 379/2004
Majalah Keluarga no 381/2004
Majalah Ummi no7/XXIII/November 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERDEKA BELAJAR SEBAGAI SOLUSI MENGHADAPI COVID-19

  MERDEKA BELAJAR SEBAGAI SOLUSI MENGHADAPI COVID-19   A. MERDEKA BELAJAR           Istilah Merdeka Belajar diluncurkan pertama kali...