Penyebaran Covid-19 telah meluas di
seluruh Indonesia, hingga menimbulkan banyak korban. Tentu saja hal ini
menyebabkan keresahan dan kecemasan masyarakat. Pandemi ini telah membuat
krisis kesehatan dan berdampak pada beragam persoalan. Kecemasan semakin
meningkat, persoalan ekonomi semakin krisis, kriminalitas pun semakin banyak.
Minimnya pengetahuan tentang pencegahan,
penyebaran atau penularan Covid-19 dan upaya penyembuhannya dapat menyebabkan
peningkatan jumlah masyarakat yang mengalami depresi maupun pasien positif. Untuk
mengatasi kondisi tersebut, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah
pemberian psychological crisis intervention yang mencakup dua hal penting yakni: (1) intervensi untuk
menurunkan kecemasan yang irasional; dan (2) intervensi untuk meningkatkan
kemampuan beradaptasi dengan kondisi saat pandemi.
Disaat seseorang mengalami kondisi
kecemasan yang berlebihan, sangat diperlukan segera meminta bantuan kepada orang
yang memiliki keahlian, misalnya psikolog atau psikiater. Namun demikian,
secara internal harus ada keinginan yang kuat dari yang bersangkutan untuk
mengatasi kecemasan atau ketakutan tersebut. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan mengelola pikiran dan emosi, sehingga menumbuhkan
perasaan positif dan menyenangkan.
Pengelolaan pikiran dan emosi dapat
dilakukan dengan mempersepsikan pandemi Covid-19 tidak sebagai sebuah ancaman
yang menakutkan, atau kalau perlu melupakan tentang hal itu. Melupakan dalam
artian berusaha menghilangkan dari benak pikiran kita untuk menghindari
kecemasan berlebihan atau bahkan stres. Melupakannya, itu lebih baik dan tetap
harus berwaspada. Ingat saja tentang kebaikannya karena mengingatkan kita untuk
hidup lebih baik, lebih bersih, lebih teratur dan lebih meningkatkan hubungan
sosial dengan lingkungan sekitar serta lebih dekat dengan Tuhan Sang Maha
Pencipta.
Ada beberapa strategi untuk bertahan
menghadapi stres, diantaranya bersumber dari American Psychological Association
(APA). Cara tersebut antara lain:
1. Memelihara diri: memelihara diri akan menjaga
sistem imunitas dan kondisi emosi seseorang. Hal yang perlu dilakukan antara
lain dengan tidur yang cukup, berolah raga secara teratur, makan yang bergizi,
mencoba berbagai cara untuk menenangkan diri, mencari aktivitas yang
menyenangkan di rumah.
2. Mencari dukungan sosial: mengisolasi diri di rumah
tentunya akan menimbulkan kebosanan, sehingga bertemu secara daring dengan
teman-teman akan memberikan perasaan terdukung secara sosial satu dengan yang
lainnya. Selain itu menghubungi saudara atau teman yang selama ini dilupakan
akan membuat diri kita tidak merasa sendiri.
3. Menolong orang lain: pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak
pada diri sendiri, namun mungkin keluarga, sahabat, teman, tetangga, dan yang
lainnya. Menolong dengan cara membuat orang yang ditolong menyadari bahwa
mereka tidak sendiri sudah sangat membantu. Bantuan lain berupa mendoakan,
memberikan barang sesuai kebutuhan, dan sebagainya. Berikan apa yang bisa kita
berikan untuk membantu mereka.
4. Membatasi diri untuk akses ke media: berbagai
informasi terkini menjadi hal yang sangat penting agar kita mampu
mengantisipasi semua persoalan, namun tidak jarang berita di media sosial
justru meningkatkan kecemasan. Oleh karena itu pilahlah informasi yang dibaca
atau dilihat atau didengar.Pilih sumber yang terpercaya dan resmi dari pemerintah
untuk mendapatkan informasi yang benar terkait Covid-19.
5. Fokus pada segala hal yang bisa dikendalikan: kadangkala
kita tidak bisa mengendalikan orang lain yang tidak mengindahkan imbauan untuk
menjaga jarak fisik, pembatasan kegiatan, atau tidak menggunakan pelindung diri
yang memadai, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan atau bahkan dapat memicu
stres pada diri sendiri.Sebisa mungkin kita berusaha mengingatkan mereka, namun
demikian, kita harus tetap berperilaku sehat dan fokus pada keamanan dan
kesehatan diri sendiri, karena perubahan dimulai dari sendiri.
Ikatan
Psikolog Klinis (IPK) Indonesia dalam hal ini telah membentuk Satgas Covid-19
dan meluncurkan situs web
Psikoedukasi dan Bantuan (Konseling Daring Gratis) Psikolog Klinis terkait
Covid-19 yang beralamat di https://covid19.ipkindonesia.or.id/ atau https://ipk.bz/covid19. Situs
tersebut berisi kompilasi berbagai materi psikoedukasi para psikolog klinis
dari wilayah masing-masing, psikoterapi mandiri, dan juga informasi yang
diperlukan untuk menjaga kesehatan mental masyarakat Indonesia selama wabah Covid-19.
Beberapa diantaranya Audio dan Video Panduan Merawat Psikologi Diri Sendiri
untuk Kesehatan Mental dan Tubuh dengan Teknik Skrin Positif.
IPK Wilayah Jawa Timur menghimbau untuk
tetap sehat fisik dan mental menghadapi wabah Covid-19. Beberapa hal yang
sangat perlu untuk dilakukan adalah:
1. Kebersihan
diri: rajin cuci tangan air mengalir dan sabun minimal 20 detik. Gunakan hand
sanitizer secukupnya. Bersihkan permukaan benda sebelum dan sesudah
menggunakan. Tidak mengusap mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan. Latih
anak untuk pakai handuk, sikat gigi, dan gelas minumnya sendiri., tidak dicampur
dengan anggota keluarga lainnya.
2. Renggang
sosial: bila memungkinkan, hindari acara
berkumpul dalam jumlah banyak. Kerjakan pekerjaan di rumah, beri kegiatan untuk
anak-anak, dan libatkan mereka untuk membersihhkan rumah. Usahakan aktivitas
ibadah, kerja, belajar, dan bermain tetap jalan. Kurangi penggunaan gadget,
ganti aktivitas bermain lain.
3. Batasi
informasi: tidak perlu semua informasi dibaca, terutama bila sumbernya tidak
jelas. Informasi tidak tepat akan menambah ketakutan. Efeknya justru negatif.
Batasi diri untuk tidak mudah forward info ke orang lain.
4. Perasaan
positif: memiliki perasaan positif sangat diperlukan. Bila anda merasa negatif
setela membaca info tentang covid19, segera berdiam diri. Ambil nafas .
Keluarkan nafas sambil berkata: “Aku melepaskan semua emosi negatif ini karena
aku layak hidup lebih baik”.
5. Pikiran
positif: ketika pikiran negatif, muncul perasaan cemas. Kekuatiran berlebihan
memicu kartisol dalam jumlah banyak. Kartisol membuat daya tahan tubuh menurun.
Ketika daya tahan tubuh turun, penyakit apapun lebih mudah menyerang.
Bersihhkan pikiran dengan melakukan bergerak, kegiatan, membaca buku, utamanya
membaca Al Qu’an.
6. Cek
kesehatan: bila anda tidak enak badan, demam, batuk, kepala sakit, dan
sebagainya, segera cek kesehatan di RS terdekat., jangan ditunda. Tidak perlu
ragu. Mengetahui lebih awal jauh lebih baik. Mencegah anggota keluargalain ikut
tertular juga. Ingat! Covid19 bisa disembuhkan.
7. Kegiatan
positif: olahraga ringan di rumah sangat dianjurkan. Ajak anak berkreasi selama
libur sekolah. Perbaiki pola makan dengan makanan bergizi. Refleksi tentang
makna kehidupan dan diskusikan dengan anak-anak. Berdoa dan pasrah diutamakan.
Sebarkan energi positif.
8. Curhat: tidak
bisa dipungkiri, situasi wabah ini mencemaskan masyarakat. Oleh karena itu,
diperlukan sikap tenang agar kita semua mampu pulih segera dari kondisi ini.
Bila kekuatiran muncul berkaitan dengan situasi pandemi covid19 ini, kontak dan
curhat ke perwakilan dari IPK yang ada di wilayahnya.
Sebenarnya, apa yang terjadi pada saat
tubuh stres? Yang terjadi adalah :
1. Sistem
syaraf pusat melepaskan menghadapi atau
menghindar, kelenjar adrenal melepaskan hormone kortisol atau adrenalin,
dan memicu produksi gula dalam darah untuk mempersiapkan energi tambahan. Jika
energi tudak dipakai gula diserap kembali oleh tubuh dan dapat meningkatkan
resiko diabetis tipe 2.
2. Pelepasan
hormone kortisol dan adrenalin juga meningkatkan detak jantung, pernapasan
lebih cepat, dan pelebaran pembuluh
darah.
3. Peningkatan
volume darah yang dipompa karena pelebaran pembuluh darah akan meningkatkan
tekanan darah.
4. Pada
pencernaan dapat meningkatkan dan menguranginafsu makan dan menyebabkan mual,
muntah, diare, atau sembelit.
5. Otot-otot
menegang pada saat stres, jika
berkelanjutan, akan menyebabkan sakit kepala, nyeri punggung dan tubuh.
6. Akibat
pelepasan kartisol saat stres menghambat pelepasan histamin dan respon
peradangan pada zat asing, sehingga orang stres rentan terhadap penyakit dan
mudah sakit.
7. Gairah sek s
menurun, bahkan bisa menggangu poduksi sperma dan menyebabkan disfungsi
ereksi atau impotensi.
Betapa
pentingya tetap bahagia dan menjaga diri dari stres.Beberapa hal yang sangat
perlu diingat untuk mencegah stres adalah
kesadaran diri bahwa stres tidak
memberikan manfaaat yang positif bagi tubuh dan tentu saja bagi hubungan
keluarga. Meningkatkan kesadaran diri (self awareness0 ketika
perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan itu mulai muncul, seperti rasa
jengkel, marah, ingin beteriak menumpahkan emosi, jenuh, bosan, dsb, kemudian
mengelolanya agar mudah terlarut di dalamnya.
Meningkatkan
kesadaran dan keyakinan bahwa bermacam-macam peristiwa dalam kehidupan dapat
diupayakan solusinya, dan memandang bahwa peristiwa dan kegiatan selama masa
#dirumahaja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri dan membangun ikatan
yang lebih kuat dengan keluarga.
Untuk menghadapi pandemi ini,
diupayakan untuk tidak panik apalagi mengingat hal-hal yang mengerikan.
Beberapa tips yang dikemukakan Sarwendah Indrarani,M.Psi. antara lain: (1) Ngobrol
dengan orang terdekat: ngobrol dengan sahabat / keluarga yang dipercaya. Jika
tidak bisa bertemu langsung, bisa melalui video call atau telepon. Ceritakan
kecemasan / kepanikan yang dialami. Minta mereka untuk mendengarkan dan
menenangkan kita; 2) Tenangkan diri: mencoba untuk tetap santai dan berpikiran
positif. Lakukan jeda dengan cara tarik nafas dalam selama 5-10 menit. Berdoa,
shalat, dan dzikir atau meditasi juga dapat membentu proses menenangkan diri;
(3) Terapkan gaya hidup sehat; 4) Terapkan gaya hidup sehat (5) Sibukkan diri: libatkan diri dalam kegiatan yang
menyenangkan sehingga dapat mengalihkan pikiran kita. Dengan membuat tubuh dan
pikiran sibuk, kita tidak terlalu panik dalam menghadapi pandemi. Lakukan hobi
yang bisa dilakukan di rumah, seperti membaca, menulis, bisa juga berberes
rumah, kreasi dekorasi rumah, berkebun, atau mengikuti workshop / pelatihan
online; (6) Kurangi intensitas melihat media online: banyaknya berita yang
berkembang di media sosial, TV, dsb. bisa membuat kita semakin cemas dan takut.
Jika hal tersebut terjadi, istirahat sebentar dari gadget, atau selingi dengan
menonton berita, film/video yang lebih menyenangkan.
Beberapa
hal yang sangat penting dalam menciptakan bahagia di masa pandemi ini adalah
melupakan hal yang mengerikan dari Covid-19 dan selalu berperilaku cerdas emosi, yaitu: mengungkapkan
emosi secara tepat, kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, meningkatkan
perasaan empati, saat perasaan negatif mulai muncul, maka perlu untuk mengambil
waktu istirahat sejenak dan beralih ke kegiatan lain terlebih dahulu.
Masa
#dirumahaja adalah kesempatan yang baik
untuk memperkuat kembali hubungan hangat dan penuh kasih di dalam keluarga. Menghadapi
semua dengan sabar dan tawakal. Di dalam QS.Hud:123 Allah berfirman: “Dan milik
Allah meliputi rahasia langit dan bumi dan kepada-Nya segala urusan
dikembalikan. Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Dan Tuhanmu
tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.
Masa
ini adalah saat yang paling tepat untuk makin mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha
Segala. Berpikir positif dan yakin Allah SWT akan selalu memelihara dan menjaga
kita, seperti yang ada di dalam QS.Ad-Dukhan ayat 7, Allah berfirman: “Tuhan
memelihara langit dan bumi dan apa-apa
yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang meyakini”.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar